Senin, 02 Januari 2017

WESEL PADA JALUR KERETA API



Wesel (dari bahasa Belanda wissel) adalah konstruksi rel kereta api yang bercabang (bersimpangan) tempat memindahkan jurusan jalan kereta api.
Wesel terdiri dari sepasang rel yang ujungnya diruncingkan sehingga dapat melancarkan perpindahan kereta api dari jalur yang satu ke jalur yang lain dengan menggeser bagian rel yang runcing.

Cara kerja wesel

Animasi cara kerja wesel kereta api


Kereta api berjalan mengikuti rel, sehingga kalau relnya digeser maka kereta api juga mengikutinya. Untuk memindahkan rel, digunakan wesel yang digerakkan secara manual ataupun dengan menggunakan motor listrik.
Pada kereta api kecepatan tinggi dibutuhkan transisi yang lebih panjang sehingga dibutuhkan pisau yang lebih panjang daripada lintasan untuk kereta api kecepatan rendah.

Keselamatan
Wesel merupakan tempat rawan pada prasarana kereta api, karena sering terjadi kecelakaan dalam bentuk anjlokan, yang biasanya terjadi karena wesel tidak berfungsi dengan baik karena keausan pisau wesel, motor penggerak wesel tidak bekerja sempurna ataupun terganjal oleh benda asing, di samping itu biasanya ada batas kecepatan untuk melalui wesel yang diabaikan oleh masinis.

Sabotase
Wesel juga merupakan tempat yang mudah untuk disabotase karena dengan menempatkan batu atau benda logam tertentu di antara rel yang bergerak dapat mengakibatkan wesel tidak berfungsi. Oleh karena itu perlu diawasi secara reguler.

Wesel juga memiliki komponen peredam elastis agar gaya yang diberikan oleh kereta api yang berada diatasnya akan tersalurkan ke tanah tanpa membuat rel terhentak. Berikut daftar klasifikasi bantalanyang sesuai dan dipasang di perangkat wesel :


DAFTAR FORMASI BANTALAN WESEL / PAKU TIREPOND TN PADA WESEL BIASA R.25 UNTUK TIAP 1 UNIT
JENIS BANTALAN
UKURAN BANTALAN         ( M’ )
JUMLAH BANTALAN  ( BTG )
VOLUME BANTALAN  ( M3 )
KEBUTUHAN TIREPOND  ( BH )
JUMLAH TIREPOND
( BH )

A
C
21
23
25
27
29
31
33


3.8 x 0.15 x 0.3
2.3 x 0.15 x 0.3
2.1 x 0.13 x 0.23
2.3 x 0.13 x 0.23
2.5 x 0.13 x 0.23
2.7 x 0.13 x 0.23
2.9 x 0.13 x 0.23
3.1 x 0.13 x 0.23
3.3 x 0.13 x 0.23

1
1
13
5
3
3
3
3
3

0.171
0.1035
0.81627
0.34385
0.22425
0.24219
0.26013
0.30225
0.29601

12
10
12
12
12
12
12
12
12

12
10
156
60
36
36
36
36
36
JUMLAH

35
2.75945

418

DAFTAR FORMASI BANTALAN WESEL / PAKU TIREPOND TN PADA                               WESEL BIASA R.42 UNTUK TIAP 1 UNIT
JENIS BANTALAN
UKURAN BANTALAN         ( M’ )
JUMLAH BANTALAN  ( BTG )
VOLUME BANTALAN  ( M3 )
KEBUTUHAN TIREPOND  ( BH )
JUMLAH TIREPOND
( BH )

A
22
25
28
31
34
38


3.8 x 0.15 x 0.3
2.2 x 0.13 x 0.22
2.5 x 0.13 x 0.22
2.8 x 0.13 x 0.22
3.1 x 0.13 x 0.22
3.4 x 0.13 x 0.22
3.8 x 0.13 x 0.22


1
10
10
6
6
6
6



0.171
0.6292
0.715
0.48048
0.53196
0.58344
0.65208



12
10
12
12
12
12
12



12
100
120
72
72
72
72


JUMLAH

45
3.76316

520

DAFTAR FORMASI BANTALAN WESEL / PAKU TIREPOND TN PADA                              WESEL BIASA R.54 UNTUK TIAP 1 UNIT
JENIS BANTALAN
UKURAN BANTALAN         ( M’ )
JUMLAH BANTALAN  ( BTG )
VOLUME BANTALAN  ( M3 )
KEBUTUHAN TIREPOND  ( BH )
JUMLAH TIREPOND
( BH )

A
22
24
26
28
30
32
34



3.8 x 0.15 x 0.3
2.2 x 0.15 x 0.22
2.4 x 0.13 x 0.22
2.6 x 0.13 x 0.22
2.8 x 0.13 x 0.22
3.0 x 0.13 x 0.22
3.2 x 0.13 x 0.22
3.4 x 0.13 x 0.22


0
11
7
5
7
4
4
4


0
0.69212
0.48048
0.3718
0.56056
0.3432
0.36608
0.38896


12
10
12
12
12
12
12
12


0
110
84
60
84
48
48
48

JUMLAH

42
3.2032

482



  1. Wesel juga merupakan suatu titik lemah pada jalan KA yaitu : pada posisi Lidah.

  1. Perangkat Wesel terdiri dari :
Ø    Jarum
Ø    Lidah wesel
Ø    Rel paksa
Ø    Rel lantak
Ø    Sistem penggerak

  1. Berat Wesel :
NO
JENIS WESEL BIASA
BERAT WESEL TANPA BANTALAN
BERAT WESEL BANTALAN BESI
1.
R.25
5.3 TON
16.17 TON
2.
R.33
6.7 TON
17.21 TON
3.
R.42
16.80 TON
27.84TON
4.
R.54
17.90 TON
28.94 TON


  1. Kecepatan Maksimum ( PK Max ) pada wesel pada saat memasuki sepur belok :
          2,47 x      R  
  • Jika radius lengkung wesel R.180 maka PK max = 33 km/jam
  • Jika radius lengkung wesel R.150 maka PK max = 30 km/jam

  1. Point Proteksion ( angka keamanan ) yaitu jarak atau lebar sepur antara jarum wesel dengan rel kontra.
Untuk sepur lurus = 1033 mm + 34 mm = 1067 mm
Untuk sepur belok = 1034 mm + 38 mm = 1070 mm
 
Titik matematis point wesel biasa
1.    R.25    =       9,416 m utk panjang rel 8 m
2.    R.25    =       9,759 m utk panjang rel 6,8 m
3.    Np.34  =       7,806 m
4.    R.42    =       9,544 m
5.    R.54    =       9,544 m

Panjang konstruksi wesel
1.    Biasa R.25     =       23,81 m
2.    Inggris R.25   =       23,936 m
3.    Biasa Np.34   =       30,009 m
4.    Biasa R.42     =       23,893 m
5.    Inggris R.54   =       27,360 m

Bantalan wesel / unit
1.    Biasa R.25               =       35 btg =       2,775 m3
2.    Inggris R.25             =       52 btg =       5,025 m3
3.    Biasa Np.34             =       34 btg =       2,844 m3
4.    Biasa R.42               =       42 btg =       4,424 m3
5.    Biasa R.54               =       42 btg =       4,424 m3
6.    Inggris R.54             =       47 btg =       4,325 m3

Demikian sedikit pengetahuan kita tentang pentingnya keberadaan wesel pada perjalanan kereta api. Maka dari itu PT Kereta Api Indonesia mempunyai petugas yang ruang lingkup kerjanya hanya merawat dan menjaga wesel agar tetap aman. Petugas tersebut biasa dipanggil Petugas Pemeriksa Wesel (PPW). Salam ular besi!


1 komentar: